Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sesar Lembang : Penjelasan, Segmen, Sejarah Pembentukan dan Potensi Gempa

Pengertian

Sesar Lembang atau Patahan Lembang  adalah sebuah patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mengalami pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor yang kira kira memiliki jarak sekitar 29 Km. 

Sesar atau patahan Lembang
Sesar Lembang
Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi dua Segmen (bagian), yakni:

  1. Segmen barat dan 
  2. Segmen timur 

Pembentukan Sesar Lembang

Ada beberapa hipotesis-hipotesis yang menjelaskan pembentukan sesar lembang secara geologi, antara lain:

Hipotesis 1

Terbentuknya Patahan Lembang diduga terbentuk akibat ekstruksi magma ke permukaan bumi yang mengisi suatu lembah. Dengan adanya gaya tektonik yang bersifat konvergen, tumbukan lempeng tersebut mengakibatkan terangkatnya sebagian lembah tersebut sehingga membentuk susunan tebing yang curam.

Hipotesis 2

Patahan Lembang diduga terbentuk akibat adanya aliran magma akibat letusan gunung Tangkuban Parahu yang mengisi lembah aliran magma Akibat adanya gaya tektonik, terjadi pengangkatan sebagian lembah tersebut membentuk susunan tebing yang menjulang dan memanjang tersebut.

Kedua Hipotesis ini diperkuat dengan litologi dari patahan lembang tersebut yang tersusun atas batuan beku. Batuan beku merupakan batuan yang hanya terbentuk akibat proses pendinginan magma sehingga hipotesis mengenai magma yang mengisi suatu lembah, terangkat, dan membentuk patahan lembang merupakan hipotesis yang dapat diterima sampai saat ini.

Hipotesis 3 (Gunung Sunda)

Letusan Gunung Sunda juga diduga-duga menjadi penyebab dari terbentuknya Patahan Lembang. Terbentuknya diperkirakan hampir bersamaan dengan terbentuknya Danau Bandung Purba. Patahan Lembang (bersama dengan Danau Bandung Purba) terbentuk dari letusan gunung sunda sekitar 105.000 tahun lalu. Gunung Sunda saat itu diperkirakkan memiliki tinggi sekitar 4000 mdpl. Karena letusannya yang sangat dahsyat, 2/3 bagian gunung runtuh dan ambruk di utara gunung, sehingga terbentuklah Patahan Lembang. Sedangkan selatan gunung membentuk cekungan Bandung dan kaldera yang sangat besar.

Sesar atau patahan Lembang
Sesar Lembang
Potensi dan Aktivitas Sesar Lembang

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 0.2-2,5 mm/tahun.

Sesar Lembang yang masih aktif diperkirakan berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitudo 6,5-7, dengan periode terulang sekitar 170-670 tahun.

Mengutip catatan PVMBG, sesar Lembang sempat aktif pada 2010-2012. Pada 2011, terjadi gempa dengan magnitudo 3,3. Akibatnya, 384 rusak dan 9 di antaranya rusak parah.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, ada potensi pelepasan energi periodik Sesar Lembang per 500 tahun sekali.

Dari studi tentang kejadian gempa di masa lalu (paleoseismologi), Sesar Lembang terakhir melepaskan energi besar sekitar tahun 1600-an.

Gempa Sesar Lembang di Masa Depan

Beberapa pertanyaan mengenai Kapan terjadinya gempa dari Sesar Lembang masih belum terungkap. Penelitian mengenai Sesar Lembang belum baru. Sekitar tahun 1940, ahli bumi atau geolog asal Belanda, R.W. van Bemmelen mencoba untuk mengetahui kapan Sesar Lembang akan menyebabkan gempa.

Riset Sesar Lembang disertakan dalam The Geology of Indonesia (1949), buku yang ditulis oleh van Bemmelen untuk para geolog Indonesia. Ia menyebut pertama kali Sesar Lembang aktif sekitar 100.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan pembentukan Kaldera Gunung Sunda yang artinya Sesar Lembang terbentuk bersamaan dengan Kaldera tersebut. Pada tahun 1996, Penelitian Jan Nossim di Kampung Panyairan, Cihideung, menunjukkan pertama kali Sesar Lembang aktif sekitar 24.000 tahun silam.

Sebuah Sesar disebut aktif jika ia pernah bergeser pada Holosen, dimulai 11.500 tahun lalu hingga sekarang. Jelas, jika mengacu pada penelitian van Bemmelin dan Nossim, Sesar Lembang tidak masuk dalam kategori Sesar Aktif.

Namun Argumen ini belakangan berusaha dipatahkan oleh para peneliti mutakhir. Sejak tahun 2006, para ahli dari Geoteknologi LIPI, ITB, Kemenristek, serta beberapa instensi lain, melakukan dua metode lewat pengamatan GPS (Sistem Pemosisi Global) di daratan dan penggaliian hasil longsoran tanah. Hasilnya diketahui lima tahun kemudian pada 2011 bahwa Sesar Lembang dinyatakan aktif. Penelitian ini terus berlanjut hingga sekarang.

Peta Sesar atau patahan Lembang
Peta Sesar Lembang
Temuan mencengangkan di dapat dari penggalian di Batu Lonceng dan Panyairan setidaknya sudah dua kali gempa bumi besar terjadi di Bandung. Kesimpulan ini berdasarkan penggalian lapisan kontur tanah—atau dalam istilah geologi, struktur beban yang berkelok-kelok. Bentuk berkelo-kelo memanjang ini menandakan gempa bumi besar pernah terjadi. Struktur beban terbentuk akibat guncangan atau getaran tanah menekan lapisan tanah di bawahnya sehingga membentuk batas-batas yang berkelok-kelok.

Mengacu momen aktifitas gempa terakhir pada tahun 2011, patahan ini tidak bergerak selama 557 tahun. Data BMKG selama empat bulan terakhir, di kawasan Cisarua itu sudah terjadi lima gempa berskala kecil. 

Sampai sekarang, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara persis soal waktu gempa dan lokasi pusat gempa. Kejadian-kejadian gempa mikro di sekitar kawasan Sesar Lembang, sebagaimana berlangsung selama ini, hanya memberi indikasi kekuatan gempa mendatang.

Baca juga : Sesar Cimandiri dan Patahan

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Sesar Lembang : Penjelasan, Segmen, Sejarah Pembentukan dan Potensi Gempa"